Skip to main content

Keelokan Danau Cigaru Menjadi Magnet Para Pelancong

Oleh : Adelina

Ada yang ingin liburan tapi ga mau macet-macetan? Ada yang ingin Liburan ga ngeluarin budget mahal tapi bisa dapet spot foto-foto yang instagramable? Yukk intip ke Tangerang. Kota yang dijuluki kota seribu industri ini memiliki tempat wisata yang ga kalah menarik loh.!
          Selain pantainya Tangerang memiliki tempat wisata yang baru-baru ini lagi hits loh, Telaga Biru Cisoka atau yang juga dikenal dengan nama Danau Cigaru. Dengan warna airnya yang cantik membuat pengunjuk tertarik untuk berfoto.

Wisata Danau Cigaru ini merupakan wisata baru yang ada di Tangerang, telaga biru ini menjadi wisata yang hits dan instagramable karena keindahannya yang berbeda mampu menjadi daya tarik pengunjung.
Telaga biru ini sebetulnya bukan wisata alam melainkan wisata buatan bekas galian tambang. Galian tambang ini sebelumnya adalah tempat tambang pasir yang sudah berhenti beroperasi sejak tahun 2015. Dari bekas galian inilah terdapat bebrapa cekungan yang berubah menjadi sebuah telaga yang memiliki warna yang berbeda-beda dan sangat indah.


Telaga cantik ini berlokasi di Kampung Cigaru, Desa Cisoka, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Perjalanan menuju danau Cigaru ini ± 1 jam dari kota Tangerang.


          Dua danau diarea ini memiliki perbedaan warna di kanan dari arah pintu masuk yang memiliki air cenderung berwarna biru dan sebelahnya yang luas memiliki warna hijau.Warna air di danau ini sering berubah-ubah karena kadarkeasaman yang tinggi. Selain itu juga ada alga ganggang yang yang bisa berubah ketika terkena matahari. karena tingginya tingkat keasaman air pengunjung dilarang untuk berenang.

          Tapi alternatifnya pengunjung bisa berfoto diatas perahu yang untuk berkeliling di sekitar danau dengan biaya sewa Rp.20.000.

Tiket Masuk Untuk Ke Danau Cigaru
Tiket masuk ke Danau Cigaru ini sangat terjangkau Rp.5000 di pintu masuk dan Rp.10.000 untuk parkir mobil serta Rp.5000 untuk seperda motor.


          Jadi bagaimana? Menarik bukan, danau Cigaru ini bisa menjadi salah satu opsi liburan kamu yang low budget tapi bisa dapetin spot foto yang keren-keren.

Comments

Popular posts from this blog

Kampung Adat Cisungsang Lebak Banten

Oleh : Migi Syahrizal Kampung Wisata Adat Cisungsang terletak persis di tepi kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Masih asri. Tak jauh dari Cisungsang, terdapat perbatasan Banten dan Jawa Barat dengan sungai yang menjadi garis pemisah Kabupaten Lebak dan jawa barat . Dari ibu kota Rangkasbitung, jarak kampung adat ini sekitar 150 kilometer, sedangkan dari Jakarta sekitar 280 kilometer. Rumah-rumah di kampung Wisata Adat Cisungsang terlihat rapih dengan tata letak kampung yang dinamis. Seluruh rumah warga adat tampak menghitam dengan atap ijuk dari pohon aren. Rumah-rumah kecil berdiri di antara gawir-gawir (tebing) yang tak terlalu tinggi, mengapit satu rumah besar dan dua balai pertemuan di bawahnya yang menjadi pusat Kampung Wisata Adat Cisungsang. Kata Cisungsang juga dibentuk dari dua suku kata, ‘ci’ dan ‘sungsang’. Secara harfiah kata ‘ci’ adalah bentuk singkat dari cai dalam bahasa Sunda, yang berarti air. Sed

Sejarah Banten Girang

Oleh : Jeri Indraloka Banten Girang pada awalnya adalah pusat kerajaan sunda jauh sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan di Jawa Barat yang merupakan awal Kerajaan Banten sebelum mendapat kebesaran nama pada saat itu (Kerajaan Sunda Wahanten). Pendiri sekaligus penguasa Kerajaan Wahanten ialah Prabu Jaya Bupati yang disebut juga Prabu Saka Domas. Bermaksud memulihkan kerajaan-kerjaan yang telah hancur dimasa silam, Prabu Jaya Bupati mendirikan Kerajaan Wahanten di Banten Girang pada tahun 932 M sampai tahun 1016 M. Kerajaan Wahanten pada saat itu menjalin kerjasama dengan kerajaan-kerajaan lain di Jawa. Erat hubungan kerjasamanya dengan Raja Prabu Darma Wangsa, dan dilanjutkan sampai Raja Erlanggga (990 M - 1016 M).           Suatu ketika, rakyat Kerajaan Sunda Wahanten sering mendapat gangguan keamanan yang mengancam keselamatan Raja dan rakyatnya. Ancaman itu datang dari Kerajaan Sri Wijaya yang dipimpin oleh Prabu Bala Putra Dewa dengan maksud ingin menguasai Kerajaan Sunda

SEJARAH BENTENG KAIBON BANTEN

Oleh : Oktaviani Anugrah Kawasan Banten Lama di Kabupaten Serang memiliki banyak peninggalan bersejarah, salah satunya adalah Keraton Kaibon yang terletak di Kampung Kroya, Kasunyatan, Kecamatan Kasemen. Tempat ini dijadikan sebagai salah satu bangunan cagar budaya Provinsi Banten dengan histori berupa kejayaan Kerajaan Banten Lama. Tidak semua orang mengetahui bahwa terdapat Keraton Kaibon Banten dalam sejarah Banten. Secara etimologis, nama Kaibon diambil dari kata ‘kaibon’ yang berarti ‘keibuan’. Keraton ini dibangun secara khusus untuk ibu dari Sultan Syaifuddin, yakni Rati Aisyah yang pada saat itu dianggap sebagai pengawas bagi Sultan Syaifuddin yang masih sangat muda dalam memegang tampuk pemerintahan (yakni di usia 5 tahun). Keraton Kaibon Banten ini mengalami kehancuran di bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1832, yakni bersamaan dengan runtuhnya Keraton Surosowan. Hal ini dipicu oleh utusan Gubernur Jenderal Daen Dels yang bernama Du Puy untuk meminta perpanj